POTENSI OBJEK WISATA DI
KECAMATAN SUNGAI TARAB
1.
Mesjid
Rao-Rao
Masjid
Rao-Rao ini terletak di jalan
poros antara Batusangkar dan Bukittinggi yang termasuk kedalam wisata sejarah.
Mesjid ini dibangun pada tahun 1901 di Nagari Rao-Rao dan mulai dipakai pada
tahun 1918 yang dibangun oleh swadaya masyarakat desa Rao-Rao.
Luas
mesjid Rao-Rao ini yaitu 20 x 20 (luas
bangunan)16 x 16). Arsitektur mesjid mengikuti gaya colonial kerana dibangun
pada masa pemerintahan Belanda. Keseluruh susunan yang ada pada masjid ini
mulai dari atap mesjid
berupa atap tumpang, menara mesjid
(gonjong) bersusun empat dan berjumlah
4 yang melambangkan 4 suku yaitu Suku Caniago, Bendang Mandailing,
Koto Piliang dan Petapang Koto Ampek, begitu juga dengan pintu masuk mesjid
yang berjumlah 4. Pada bagian depan mesjid yaitu pada bagian tangga kiri dan
kanan terdapat dua buah kolam yang berfungsi sebagi tempat mencuci kaki sebelum
memasuki mesjid.
2.
Kincir
Padi Tradisional
Objek wisata Kincir Padi Tradisional terletak di
Nagari Rao-Rao dan termasuk ke dalam
wisata budaya. Kincir Padi Tradisional ini merupakan milik kaum Dt. Rajo
penghulu dan satu-satunya kincir air yang masih aktif digunakan masyarakat
untuk kegiatan menumbuk kopi. Kincir ini cukup ramai dikunjungi terutama
wistawan Mancanegara guna melihat dari dekat kerja dari alat tumbuk padi dan
kopi tradisional ini.
3.
Kurimbang
Batu Alang
Kurimbang Batu Alang merupakan sebuah
gelanggang tempat diselenggarakannya perunjukan keramaian oleh anak Nagari pada
masa Dt. Katumanggungan. Lokasi objek wisata alam Kurimbang Batu Alang ini
yaitu di Nagari Sungai Tarab. Adapaun permainan anak nagari yang ditampilkan
pada waktu itu anatara lain menyambung ayam, barambuang dan lain-lain.
4.
Makam
Tuan Titah
Kompleks makam ini merupakan kompleks
makam Datuk Bandaro (Tuan Titah) yang merupakan satu dari Basa Ampek Balai
semasa Kerajaan Pagaruyung. Makam Tuan Titah ini memiliki luas ± 2023
M², termasuk dalam jenis objek wisata sejarah, dan status tanah sebagai
tanah kaum. Dari sejumlah makam yang ada terdapat makam-makam dengan nisan yang
khas, antara lain berbentuk gada, bentuk nisan “antefik” dan nisan menhir
dengan bertuliskan huruf Arab.
5.
Mesjid
Sa’adah
Masjid
Sa’adah di bangun pada tahun 1910 dan mulai di pakai pada tahun1917. Letak
masjid ini di Nagari Gurun dengan luas 50 x 50 m (ukuran mesjid 15 x 15 m).
Masjid ini dibangun oleh Dt. Intan yaitu salah seorang yang cukup kaya di
Nagari Gurun.
Masjid Sa’adah ini memiliki bentuk
bangunan yang hampir mirip dengan masjid Rao-Rao, karena pekerja (tukang) yang dipakai dari
mesjid Rao-Rao. Bangunan utama mesjid ini berdenah bujursangkar. Atap mesjid
berupa atap tumpang bersusun lima yang melambangkan 5 suku yaitu suku Bendang,
Koto Anti, Piliang, Koto, dan Patapa. Pada bagian dalam masjid terdapat 4 tiang
yang menurut penjaga mesjid tiang tersebut tidak pakai besi sebagai penyangga
tetapi menggunakan bambu sebagai penyangga.
6.
Balerong
Bunta
Objek wisata Balerong Bunta terletak di
Nagari Rao-Rao yang mengandung objek wisata sejarah dan berbau budaya. Di
Balerong Bunta ini terdapat sebuah Rumah Adat yang sudah cukup tua dan
mempunyai ruang sebanyak 9 ruang. Objek
wisata ini cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan terutama wisatawan mancanegara
dan kawasan ini terletak dipinggir jalan Raya Batusangkar – Bukittinggi
7.
Kolam
Ikan Legendaris
Kolam ikan legendaries ini terletak
disamping Mesjid Raya Sungai Tarab berada pada jalur wisata jalan Raya
Batusangkar – Bukittinggi dan masuk kedalam Kanagarian Sungai Tarab. Kolam ikan
legendaris termasuk ke dalam wisata alam yang status tanahnya adalah milik
Nagari. Menurut cerita masyarakat, konon di kolam ikan ini terdapat 2 ekor ikan
misteri yang beratnya ± 15 Kg, dan ikan ini keluar dari persembunyiannya 1 kali
setahun setiap bulan purnama. Di kola mini banyak terdapat anak ikan misteri
dan masyarakat setempat tidak mau mengganggu atau menangkapnya karena menurut
kepercayaan masyarakat akan mendatangkan petaka.
8.
Rumah
Gadang Panitahan
Rumah Gadang Panitahan terletak di Nagari Sungai Tarab,
dan termasuk dalam wisata sejarah. Panitahan merupakan seorang basa Ampek Bali
di Kerajaan Pagaruyung. Jarak tempuh ke lokasi Rumah Gadang Panitahan adalah 5
Km dari Kota Batusangkar.
9.
Makam
Ninik Janggut Hitam
Makam Ninik Janggut Hitam sebagai nenek moyang masyarakat
Talang Tangah. Makam ini terletak di Nagari Talang Tangah dengan luas ± 4000 M²
di atas tanah milik kaum. Makam ini berada di tengah-tengah medan bapaneh.
Sisa-sisa batu sandarnya masih terdapat 11 buah yang terdapat pada timur (7
buah) dan sisi utara dan selatan masing-masing 2 buah. Makam ini sampai
sekarang masih digunakan untuk tempat ziarah dan mendoa.
10. Rumah Adat Tiang Panjang
Objek
wisata Rumah Adat tiang Panjang terletak di Nagari Rao-Rao dengan luas 30 m x 9 m danberada di atas
tanah milik kaum. Rumah Gadang ini merupakan rumah dari Dt. Rajo Nan Pahit,
beliau seorang pendiri Nagari Rao-Rao. Rumah ini sekarang masih dihuni oleh
keturunan Dt. Rajo Nan Pahit. Rumah yang merupakan rumah yang ketiga, karena
rumah yang pertama di bakar oleh Belanda. Rumah ini di sebut rumah tiang
panjang karena tiangnya panjang-panjang, Bangunan ini mempunyai bilik (kamar)
sebanyak 11 buah, 2 pintu masuk dan 7 buah jendela. Atap bangunan ini terbuat
dari seng dengan 4 gonjong dan 12 buah ting bangunan yang terletak di
tengah-tengah bangunan utama yang saling berhadapan. Kondisi bangunan ini sudah
mulai rusak, miring, dan dinding serta tiangnya sudah lapuk dimakan rayap
11. Medan Bapaneh Setangkai
Medan Bapaneh Setangkai terletak di
Nagari Talang Tangah, dengan luas 23 m x 10 m yang merupakan wisata sejarah.
Objek wisata ini dahulu berfungsi sebagai tempat musyawarah adat. Pada ujung
sisi sebelah barat terdapat undak-undak sebanyak 5 undak. Sampai sekarang medan
bapaneh ini masih berfungsi sebagai tempat untuk mandi baliamu, yaitu upacara
menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Selain itu juga berfungsi sebagai
tempat pertemuan para ketua suku dan tokoh adat untuk membicarakan
masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
12. Makam Syech Abdurrahman
Syech Abdurrahman adalah seorang tokoh
agama (pengembang agama islam) dan seorang guru silat yang termasyur. Makam
Syech Abdurrahman ini terletak di Kanagarian Kumango dan luas 6 x 6 m serta
termasuk dalam wisata sejarah. Di samping makam tersebut terdapat sebuah surau
Syech Abdurrahman seluas 15 m x 15 m. Sedangkan surau tersebut tidak dapat
digunakan lagi karena kondisinya sudah rusak berat. Objek wisata ini banyak
dikunjungi oleh wisatawan domestic untuk melakukan ziarah.
13. Batu Tujuh Tapak
Objek wisata Batu Tujuh Tapak terletak di Nagari
Sungai Tarab, dengan luas 5m x 5m .Batu Tujuh Tapak pada zaman Kerajaan Bungo
Setangkai, batu ini digunakan untuk mengintai oleh 4 orang utusan, dimana satu
diantara utusan tersebut tidak dapat
menempatkan kedua kakinya pada Batu Tujuh Tapak melainkan hanya sebelah kaki.
Batu Tujuh Tapak tidak dapat dikembangkan karena berada di lokasi samping rumah
penduduk yang sempit, tetapi ini dianggap sebagai objek yang mempunyai nilai
sejarah
14. Batu Baliang
Objek wisata alam Batu Baliang
(berlubang) berada di di Kanagarian Sunngai Tarab dengan status tanah adalah
tanah kaum. Batu Baliang (berlubang angat mirip sekali dengan Batu Batikam yang
terdapat di Lima Kaum, karena sejarah Batu Baliang sejalan dengan sejarah Batu
Batikam. Dimana peristiwa ini diawali dengan pertikaian dua saudara dalam
masalah pembagian wialayah Koto Piliang. Akhir dari pertikaian tersebut
masing-masing kubu memperlihatkan kesaktiannya dalam merumuskan perdamaian ,
dimana Dt. Parpatiah Nan Sabatang memperlihatkan kesaktiannya melalui keris dan
Dt. Katumanggungan memperlihatkan kesaktiannya melalui tongkatnya dan
menghentakkannya pada sebuah batu sampai tembus yang dinamakan “ Batu Baliang “.
15. Batu Balipai
Batu Balipai merupakan gelanggang yang
berfungsi sebagai tempat menerima tamu Puti Lenggoni. Lokasi objek wisata Batu
Balipai ini terletak di Nagari Sungai Tarab dan status tanah milik Nagari.
Biasanya disini ditampilkan berbagai macam permainan Anak Nagari Balipai,
Piliang Laweh.
16. Pamandian Alam Bulakan
Objek wisata alam Pemandian Alam Bulakan terletak
berdampingan dengan kolam ikan legendaries di Nagari Sungai Tarab. Kola mini
sangat ramai dikunjungi terutama wisata remaja saat memasuki bulan suci Ramadhan
yang disebut balimau. Ditempat ini juga banyak terdapat ikan yang sangat jinak namun masyarakat setempat tidak mau menangkap karena diyakini
hal ini akan membawa malapetaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar