Rabab adalah alat musik gesek tradisional khas Minangkabau yang terbuat dari tempurung kelapa. Dengan rabab ini dapat tersalurkan bakat musik seseorang. Biasanya dalam rabab ini dikisahkan berbagai cerita nagari atau dikenal dengan istilah Kaba.
Kesenian Rabab sebagai salah satu kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan masyarakat Minangkabau, tersebar dibeberapa daerah dengan wilayah dan komunitas masyarakat yang memiliki jenis dan spesifikasi tertentu.
Rabab Darek, Rabab Piaman dan Rabab Pasisie merupakan salah satu kesenian tradisional yang cukup berkembang dengan wilayah dan di dukung oleh masyarakat setempat. Rabab Darek tumbuh dan berkembang di daerah darek Minangkabau meliputi Luhak nan Tigo sedangkan Rabab Piaman berkembang di daerah pesisir barat Minangkabau, yang meliputi daerah tepian pantai (pesisir).
Pesisir Selatan sebagai wilayah kebudayaan Minangkabau yang menurut geohistorisnya di klasifikasikan kepada daerah Rantau Pasisia yang cakupan wilayah tersebut sangat luas dan didaerah inilah berkembangnya kesenian Rabab Pasisia. Rabab Pasisia ditinjau dari aspek fisik pertunjukanya memiliki spesifikasi tersendiri dan ciri khas yang bebeda dengan rabab lainya. Terutama dari segi bentuk alat mirip, dengan biola secara historis berasal dari pengaruh budaya portugis yang datang ke Indonesia pada abad ke XVI melalui pantai barat Sumatra.
Dalam rabab memiliki komposisi tersendiri tergantung kepada lagu yang diinginkan dengan memainkan lagu yang bersifat kaba sebagai materi pokok. Lagu yang lahir tesebut merupakan ide gagasan yang berasal dari komunitas masyarakat yang berbeda namun ada dalam daerah yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar