Tari Alu Katentong merupakan tari tradisional yang berasal di wilayah Tanah Datar. Wilayah Tanah datar dahulunya merupakan luhak nan tuo, yang menurut Tambo adalah tempat pemukiman awal nenek moyang orang Minangkabau. Sebagai pemukiman awal, Tanah Datar memiliki tari tradisional yang di ilhami dari falsafah hidup orang Minang “alam takambang jadi guru” yang artinya semua yang ada di alam ini dapat dijadikan guru, baik itu untu kehidupan sehari-sehari juga dalam hal kesenian. Salah satu diantara banyak kesenian tradisonal di Tanah Datar adalah Tari Alu Katentong.
Tari Alu Katentong adalah tari yang dilaksanakan pada waktu panen padi. Tari ini merupakan wujud syukur kepada Tuhan Y.M.E yang telah memberikan limpahan rezeki berupa hasil panen. Atraksi Alu Katentong ini dimainkan oleh kaum wanita sebagai ekspresi kegembiraan kala menumbuk padi menggunakan alu di sebuah lesung dengan cara bergantian memukulkan alu tersebut ke lesung sehingga menghasilkan irama-irama tertentu yang bernuansa ceria. Dimainkan dengan sistem interloking dari 8 buah alu yang dimainkan oleh 8 orang perempuan, dengan masing-masingnya mempunyai motif pukulan tersendiri. Diantara irama yang dihasilkan tersebut dikenal dengan istilah “alang babega” (elang melayang), “alang ka turun” (elang menukik) dan sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar