Saluang Jo Dendang

Saluang adalah alat musik tradisional khas MinangkabauSumatra Barat. Alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang. Saluang ini berfungsi mengiringi dendang tradisional Minangkabau dalam tradisi “ Saluang Dendang “. Bentuk kesenian ini disebut juga Saluang jo Dendang-saluang disertai nyayian, kesenian ini  sangat populer di daerah darek dan dikalangan orang-orang darek di perantauan.
Sekilas tentang alat musik saluang ini dapat digambarkan bahwa saluang adalah salah satu alat musik yang mempunyai keindahaan tersendiri dari segi bentuk maupun suaranya, dan yang memainkannya juga mempunyai keindahan tersendiri bagaimana dia terampil dalam memainkan saluang tersebut dan yang memainkannya bisa merasakan bagaimana keindahan yang ada dalam saluang tersebut.

Kegembiraan, kesedihan dan kerinduan hati masyarakat dapa diungkapkan melalui lantunan “ Saluang Dendang “. Seperti pada film yang berjudul Saluang ( kasih tak sampai ), terbitan film zaman dahulu. Di dalam film tersebut kegembiraan,kesedihan,dan kerinduan tergambarkan oleh sepasang kekasih. Seorang wanita yang mencintai seorang pemuda minangkabau, tetapi cinta mereka tidak direstui oleh orang tua si wanita. Alasan yang melatarbelakangi ketidaksetujuan orang tuanya adalah karena si pemuda hanya seorang peniup saluang yang mempunyai penghasilan tidak seberapa. Semenjak orang tuanya tidak setuju si wanita tersebut selalu murung terlihat kesedihan di wajahnya. Dirinya merasa rindu akan sosok kekasinya itu.
Dari cuplikan kisah diatas,bahwa didalam lantunan saluang terdapat banyak nilai-nilai yang terkandung,antara lain nilai keindahan,harapan,dan penderitaan.

Manusia dan keindahan
Karena Saluang dapat menyenagkan hati seseorang. Dan apapun yang dapat menyenangkan hati seseorang itu disebut keindahan. Maka keindahan itu dapat kita dapat dengan memainkan alat musik saluang dengan benar sehingga menghasilkan keindahan musik yang merdu.

Manusia dan harapan
Dari cerita diatas kita dapat lihat bagaimana sepasang kekasih itu mempunyai harapan yang begitu besar agar hubungan mereka direstui oleh Ibu sang wanita, Sang Pria tersebut pergi merantau dengan harapan dengan kepergianya ke Jakarta akan merubah nasibnya selama ini dan agar sang pria direstui oleh ibu sang kekasih untuk meminang anaknya.

Manusia Dan Penderitaan
Dari cerita diatas kita dapat melihat bagaimana menderitanya sepasangkekasih itu menjalani sebuah hubungan tanpa restu sang Ibu si wanita.Sang wanita lebih menderita ketika Sang kekasih pergi untuk merantau agar mendapatkan kehidupan yang layak dan kelak bisa membahagiakan sang wanita di kemudian hari dengan layak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar