Tampilkan postingan dengan label Wisata Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Sejarah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 09 April 2011

Istano Basa Pagaruyung





 Istano Basa Pagaruyung

      Istano Basa Pagaruyung yang dibangun kembali tahun 1976 merupakan duplikat bangunan Istano Rajo Alam Minangkabau yang dibakar Belanda tahun  1804. Bangunan ini terdiri dari 11 gonjong, 72 tonggak dan 3 lantai.  Objek wisata ini dilengkapi dengan surau, tabuah  Rangkiang Patah Sambilan,  serta fisik bangunan Istano Basa Pagaruyung dilengkapi dengan beragam ukiran yang tiap-tiap bentuk dan warna ukiran  mempunyai falsafah, sejarah dan budaya Minangkabau.
Terletak di Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas  yang merupakan pusat Perintahan Kabupaten Tanah Datar,  + 5 km dari kota Batusangkar dan mudah dijangkau oleh sarana transportasi roda 2 dan roda 4

Rumah Adat Kampai Nan Panjang



Rumah Adat Kampai Nan Panjang
Bangunan ini merupakan rumah hunian yang berasitektur khas Minangkabau yang terdiri dari enam  buah biliak  (kamar) dengan bentuk pintu oval dengan ukuran kecil.  Rumah ini telah berumur + 350 tahun, dan keunikan lain bangunan ini di buat tanpa menggunakan paku besi, terletak  +  13 km  dari kota Batusangkar, di Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan

Balairung Sari Tabek



Balairung Sari Tabek
Balairungsari Tabek bangunannya terbuat dari kayu dan atap ijuk yang dibangun oleh arsitektur Minangkabau Datuak Tantejo Gurhano sebagai tempat musyawarah adat dan sebagai bukti sejarah yang telah berumur 450 tahun.  Disamping Balairung Sari terdapat juga Medan Nan Bapaneh (tempat bersenda gurau masa dulunya)  dan bukti sejarah lainnya .
Objek wisata ini terletak antara Padang Panjang–Batusangkar,  dari Batusangkar + 14 Km di Nagari Tabek Kecamatan Pariangan



Batu Batikam



Batu Batikam
Batu Batikam merupakan situs Medan Nan Bapaneh yang berfungsi sebagai tempat musyawarah pada masa lampau.   Pada bagian tengah Medan Nan Bapaneh terdapat Batu Batikam (Batu Berlobang)  dari batu andesit.
Konon batu ini berlubang karena ditikam oleh Datuak Parpatih Nan Sabatang sebagai tanda berakhirnya perselisihan dengan Datuak Katamanggungan menyangkut dengan pemakaian adat antara Koto Piliang dengan Bodi Chaniago
Objek wisata ini terletak di pinggir Jl.Raya Padang Panjang–Batusangkar jarak dari Kota Batusangkar + 5 Km, dalam Nagari Limo Kaum

Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano



Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano
Kuburan ini merupakan makam Datuak Tantejo Gurhano yang  merupakan tokoh arsitek pembuatan Balairungsari – Tabek.   Kuburan ini sangat panjang  + 25,5  yang keunikannya  jika di ukur berkali – kali ukurannya berbeda- beda hingga di kenal dengan  “ Kuburan Panjang “.   Terletak   + 14 km dari kota Batusangkar di Nagari Pariangan Kec.Pariangan

Long Grave of Datuk Tantejo Gurhano
The grave of Datuk Tantejo Gurhano who was the architect of Balalairungsari – in Tabek, is very long + 25,5.  What is unique about this grave is that every time you measure it, you will ended with various length, never the same numbers found.  That is why it is called “ Kuburan Panjang “ the long grave. Located + 14 km from Batusangkar. Located in Pariangan Village in Pariangan Sub-district.

Prasasti Adityawarman


Prasasti Adityawarman
Situs ini merupakan tempat dikumpulkanya prasasti – prasasti yang dikeluarkan Adityawarman yang dahulu ditemukan di sekitar Bukit Gombak.  Kumpulan prasasti tersebut ditulis dengan huruf Jawa Kuno dan Bahasa Sanskerta serta sedikit Bahasa Melayu Kuno.
Isi Prasasti tersebut berupa puji–pujian terhadap Raja Adityawarman.   Terletak +  4 km dari kota Batusangkar dan berada di pinggir jalan raya Batusangkar–Pagaruyung, dalam Nagari Pagaruyung Kecamatan tanjung Emas

Adityawarman  Written Stone
This site is where all the collection of written Stone during the King Adityawarman ruled.  Many found around Bukit gombak, and written in ancient Java Script, Sanskrit and Ancient Melayu.
Those written stones write the praises for the King Adityawarman,  +  4 km from Batusangkar on the way to Pagaruyung. Located in Pagaruyung Village Tanjung Emas Sub-district

Batu Angkek-Angkek



Batu Angkek-Angkek
Berawal dari mimpi Dt.Bandaro Kayo salah seorang kepala kaum dari suku Piliang, ia didatangi oleh Syech Ahmad dan disuruh untuk mendirikan sebuah perkampungan  yang sekarang di kenal dengan nama  “Kampung Palagan”.   Pada saat pembangunan tonggak pertama terjadi gempa lokal dan hujan panas selama 14 hari 14 malam.  Karena terjadinya peristiwa tersebut diadakanlah musyarawah dan saat musyawarah berlangsung terdengar suara gaib yang berasal dari lobang pemancangan bangunan  bahwa di lokasi tersebut terdapat sebuah batu yang harus dirawat  dengan baik. Sekarang batu ini dikenal dengan batu  “Angkek – angkek”,   untuk mengetahui dapat/tidak tercapainya niat seseorang dapat dilihat dengan ter angkat atau tidaknya batu tersebut .
Objek wisata ini terletak di  Nagari Tanjung Kecamatan Sunggayang  + 11 km dari kotaBatusangkar

Gedung Indo Jolito






Gedung Indo Jolito 
Sebuah bangunan peninggalan Belanda yang dulunya didiami oleh Van der Cappelen.  Sekarang merupakan tempat dilaksanakannya acara-acara pemerintahan dan kemasyarakatan yang terletak di tengah-tengah Kota Batusangkar.

Benteng Van der Capellen



Benteng Van der Capellen
 
Terletak dalam Kota Batusangkar yang dibangun pada tahun 1824  semasa Perang Paderi.  Di depannya terdapat 2 buah meriam kuno peninggalan Belanda.

Fort Van der Cappelen
There is located in Batusangkar that was built in 1824 when Paderi War.

Ustano Rajo


 Ustano Rajo


Adalah komplek makam Raja-Raja Pagaruyung. Terletak 4 kilometer dari Batusangkar.  Selain terdapat 13 buah makam/kuburan dan tiga batang pohon beringin, juga terdapat   “Batu Kasur” , yaitu batu tempat ujian calon-calon Raja Pagaruyung. Terletak antara Batusangkar dan Pagaruyung, yaitu sekitar 3 km dari Kota Batusangkar.